Gadis biasa yang berasal dari Indramayu itu bernama lengkap Turinih.
Teh Ninih, adalah sapaan akrabnya ketika ia mendadak menjadi seorang selebritis.
Sebelumnya, Ninih bukanlah siapa-siapa.
Ia adalah gadis dari desa yang punya keberanian untuk menantang ibukota, Jakarta.
Ninih memilih getuk sebagai 'alat' nya untuk menaklukkan Jakarta.
Gadis muda yang masih berusia belasan tahun itu menjadi penjaja getuk di salah satu jembatan penyebarangan.
Tahun 2014, Ninih bersama sekelompok wanita muda tinggal di sudut permukiman padat Pejompongan, Jakarta Pusat.
Setiap hari lewat waktu tengah malam, ketika manusia terlelap di peraduan, para wanita itu justru sudah memulai kehidupan.
Turun ke dapur, tangan mereka di waktu sedini itu sudah tangkas bekerja.
Mengupas singkong, memotong sayuran, mengolahnya menjadi getuk dan pecel.
Salah satu di antara mereka adalah Ninih, yang saat itu masih berusia 18 tahun.
Ninih tak mau kalah dengan teman-temannya yang lain.
Ia ikut sibuk mengupas singkong dan memarut kelapa untuk ia jual di pagi harinya.
Usai menyiapkan dagangan, saat hari masih remang-remang, rombongan para wanita tersebut sudah siap berangkat menyambut kehidupan keras ibukota.
Ninih dan rombongannya membuka lapak sederhana di sebuah halte bus Transjakarta di Jalan HR Rasuna Said.
Mereka sabar menunggu pelanggan yang kebanyakan merupakan pegawai di kawasan perkantoran itu.
Namun meski hanya penjual getuk, Ninih memang memiliki paras yang ayu.
Bahkan tanpa polesan makeup, wajah cantiknya sudah cukup membuat orang yang lewat untuk sekedar melirik.
Tak disangka-sangka, berawal dari getuk itulah sang gadis dari desa mendadak mendapat kepopuleran layaknya seorang artis.
Banyak diperbincangkan, Ninih pun wira wiri di layar kaca.
Namanya mecuri perhatian manajemen artis Komando.
Teh Ninih pun direkrutnya. Di bawah naungan manajemen artisKomando, dia membawakan lagu debut berjudul 'Selingkuh Tiga Kali'.
Setahun menjalani peran sebagai artis ibu kota, Teh Ninih banyak bertemu dengan selebritis yang dia idolakan.
Beberapa warga masyarakat juga mulai banyak mengenalnya.
Namun nasib ternyata berkata lain.
Di tahun 2015, nama Ninih tak lagi sepopuler saat ia baru muncul.
Kesuksesannya di panggung hiburan meredup.
Hal itulah yang membuat ia kemudian memutuskan kembali ke kampung halaman di Indramayu.
Di desa, Ninih memilih untuk menenangkan diri.
Ia juga kemudian menikah dengan seorang pria dari desanya.
Dari pernikahan itu, Ninih dikaruniai seorang anak.
Ninih juga sempat turun ke sawah untuk menyambung hidup.
Usai melahirkan, Ninih mengutarakan niatnya untuk kembali ke Jakarta pada sang suami.
Awalnya suami berat mengijinkan Ninih pergi karena mereka masih memiliki anak kecil.
Namun akkhirnya ijin itu didapat juga.
Ninih kembali untuk menantang Jakarta.
Tak lagi jadi artis, Ninih lebih memilih untuk melanjutkan profesi lamanya menjajakan getuk di jembatan penyebarangan.
Kini wanita cantik tersebut kembali duduk setiap pagi di Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) GOR Sumantri, Kuningan, Jakarta Selatan.
Ninih kembali berkutat dengan mika-mika plastik berisi getuk yang ia jual.
Meski pada akhirnya kembali menjual getuk, Ninih mengaku tak merasa malu.
Kini di Jakarta, Teh Ninih kembali memulai harinya: berjualan getuk.
Suami dan anaknya dia tinggal di Indramayu.
Untuk kesehariannya di Jakarta, dia tinggal bersama bibinya. (*)
sumber : tribun