“
Anggota Komisi XI DPR Profesor Hendrawan Supratikno mengatakan, Singapura akan mengalami kesulitan ekonomi serius bila orang kaya Indonesia membawa pulang dana yang mereka simpan di Negeri Pulau itu melalui program pengampunan pajak atau tax amnesty.
Sebab, repatriasi aset warga negara Indonesia (WNI) melalui tax amnesty akan membuat perbankan Singapura mengalami kesulitan likuiditas.
Hendrawan mengatakan hal itu menanggapi
kabar tentang langkah Singapura yang akan memproses hukum WNI nasabah
perbankan di negeri jiran tersebut yang memilih ikut program tax amnesty di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Monetary Authority
of Singapore (MAS) telah mengeluarkan perintah kepada bank-bank di
negeri pimpinan Lee Hsien Loong itu agar melapor ke Commercial Affair
Department (CAD) -unit khusus polisi yang menangani kejahatan finansial-
jika ada sampai ada nasabah kakap yang ikut program tax amnesty di Indonesia.
"Saya bisa mengerti psikologi perbankan
Singapura, kalau orang berlomba-lomba memasukkan uangnya ke Indonesia,
maka akan kering likuiditasnya. Singapura akan alami tingkat kesulitan
ekonomi yang serius," kata Hendrawan di kompleks Parlemen Jakarta, Jumat
(16/9).
Hendrawan menambahkan, jurus Singapura tidak hanya akan menghukum WNI yang merepatriasi uangnya ke Indonesia.
Sebelumnya, perbankan di negara yang
berada di sebelah utara Pulau Batam itu juga sudah menaikkan suku bunga
untuk menarik minat WNI.
Ketakutan perbankan Singapura, lanjut
Hendrawan, tidak hanya persoalan lukuiditas, tapi juga kehilangan
reputasi. Ketika perbankan kekurangan likuiditas, maka imbasnya ke
reputasi.
Ingat, perbankan industri yang
mengandalkan kepercayaan. Kalau likuiditasnya kering, terjadi antrian.
Maka akan terjadi krisis perbankan luar biasa," jelasnya.
Selain itu Hendrawan juga menyebut langkah MAS melalui CAD untuk memproses hukum WNI yang akan mengikuti tax amnesty
juga sebagai pencitraan demi menepis anggapan bahwa perbankan di
Singapura selama ini menampung uang haram dan tak jelas asal-usulnya.
Artinya, perbankan Singapura seolah-olah hendak membersihkan diri.
“Bahkan dia seolah ingin katakan, kami ga
menampung 'uang-uang haram' hasil transaksi ilegal. Konteksnya pada
pencitraan menurut saya," tambahnya