KABAR INDONESIAKU

thumbnail

Posted by On 6:24 PM with No comments

Maruarar Sirait Minta Maaf Tak Undang Anies ke Podium Persija

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait meminta maaf atas kejadian yang menimpa Gubernur DKI Anies Baswedan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2).

Anies di acara Final Piala Presiden tak dilibatkan dalam perayaan kemenangan Persija di podium lapangan. Ara, sapaan Maruarar, mengaku sebagai orang yang bertanggung jawab atas kejadian itu.

"Saya yang bersalah. Dan saya mohon maaf kepada Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas ketidaknyamanan ini. Kalau ada salah itu tanggung jawab saya 100 persen," ujar Ara 

Menurut Ara, Anies semestinya ikut turun ke podium sebagai pihak yang turut menerima hadiah atas kemenangan Persija.

"Harusnya Pak Anies juga terima hadiah. Tapi itu ketidaktahuan saya, tidak mengerti protokoler," katanya. 

Ara mengklaim dirinya yang membuat daftar nama pihak yang mendampingi Presiden Joko Widodo turun ke podium saat pertandingan Persija melawan Bali United. 

"Nama-nama yang mendampingi Pak Jokowi itu dari saya. Ada Pak Wiranto (menkopolhukam), menpora, kemudian saya memandu Panglima TNI, Ketua MPR, DPR, DPD, dan dari sponsor untuk berikan hadiah ke Persija," ujar Ara.

Dalam video yang beredar di media sosial, Anies terlihat diadang paspampres saat hendak turun ke podium mendampingi Jokowi. 

Politikus PDIP ini meminta publik agar tak menyalahkan pihak lain maupun paspampres yang mengadang Anies. 

"Jadi kalau di medsos bilang enggak boleh turun ke bawah, bukan salah paspampres. Harusnya Anies nerima hadiah dari Pak Presiden. Saya tidak mau salahkan orang lain, itu tanggung jawab saya 100 persen," tuturnya.

Persija menjuarai Piala Presiden 2018 setelah mengalahkan Bali United 3-0 dalam laga final di SUGBK.

Perayaan kemenangan Persija tak berakhir malam itu. Pada Minggu (18/2) ratusan suporter Jakmania mengubah jantung ibu kota menjadi 'lautan oranye'. Mereka merayakan suka cita di Balai Kota, tempat bekerja Anies --yang secara otomatis telah dianggap bagian dari dewan pembina Persija selaku gubernur Jakarta. (gil)
thumbnail

Posted by On 5:35 PM with No comments

PDIP mempertimbangkan tetap mengusung kadernya yang saat ini menjabat sebagai Bupati Ngada Marianus Sae untuk maju dalam pemilihan gubernur Nusa Tenggara Timur. Marianus Sae sebelumnya ditangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Minggu (11/2) kemarin.
"Kita cermati dan kami menghormati terus proses hukumnya. Kita lihat perundang-undangannya. Kalau memang tidak perlu diganti ya tidak perlu. Kalau memang perlau diganti ya kita ganti tapi kalau diganti apa waktunya cukup," kata Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/2).
Hendrawan mengatakan, hingga kini PDIP masih terus memantau kejelasan operasi tangkap tangan Marianus Sae. Menurut dia, PDIP baru akan mengambil sikap setelah mendapat keterangan resmi dari KPK.
"Menurut Undang-undang boleh diusung sebelum inkracht karena ada asa praduga tak bersalah. Untuk itu kita sabar sajalah. Kami menunggu penjelasan dari KPK," kata dia.
Sebelumnya penyidik KPK menangkap tangan Bupati Ngada Marianus Sae, Minggu (11/2) siang. Saat ini, bakal cagub NTT yang diusung PDIP dan PKB itu kini sudah berada di gedung KPK dan menjalani pemeriksaan.
"2 Orang sudah di KPK, bupati (Marianus Sae) dan satu orang yang diamankan di lokasi yang sama," kata Jubir KPK Febri Diansyah melalui pesan singkat.
Selain Marianus, Febri mengungkapkan, penyidik membawa pegawai pemkab Ngada untuk diperiksa. Namun hingga kini Febri belum menjelaskan kasus yang menimpa Marianus.
"1 Orang yang dalam perjalanan ke kantor KPK adalah dari unsur pegawai pemkab," pungkasnya. [gil]
thumbnail

Posted by On 5:33 PM with No comments



Netizen dikejutkan dengan kabar dua pelawak asal Indonesia yang ditahan oleh pihak otoritas Hong Kong terkait dengan penyalahgunaan visa. Yudo Prasetyo (Cak Yudo) dan Deni Afriandi (Cak Percil) yang tergabung dalam duo komedian 'Guyon Maton,' berkunjung ke Hong Kong menggunakan visa wisata. Padahal, sejatinya dua pelawak asal Jawa Timur ini diundang untuk menjadi pengisi acara di sebuah komunitas WNI di Hong Kong dan menerima bayaran. Karena alasan itulah, keduanya pun ditangkap dan ditahan oleh otoritas di sana. 
Pada Selasa, 6 Februari 2018, Cak Yudo dan Cak Percil telah menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Shatin, Hong Kong. Keduanya didakwa telah melanggar undang-undang keimigrasian, karena mendapatkan bayaran pekerjaan dengan menggunakan visa wisata. Kini keduanya berada di penjara Lai Chi Kok, Hong Kong.

Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) mengatakan akan terus mendampingi keduanya, dan memastikan hak-hak mereka terjamin. Pihak Konsul Jenderal (Konjen) RI untuk Hong Kong, Tri Tharyat juga mengimbau agar WNI yang datang ke Hong Kong mematuhi peraturan yang berlaku. Dan menjadi hal ini sebagai sebuah pelajaran. 

Menurut Tri, keduanya merasa kecewa dengan promotor yang mengundangnya ke Hong Kong. Sayangnya, Tri tak membeberkan lebih lanjut bagaimana kekecewaan yang dirasakan oleh Cak Percil dan Cak Yudo itu. Ia juga mengatakan bahwa awalnya keduanya merasa kaget dan bertanya-tanya tentang hal itu. Rencananya, pihak KJRI akan mempertemukan promotor dan kedua pelawak tersebut dalam waktu dekat ini. Ia menambahkan, Cak Yudo dan Cak Percil akan mendapatkan pendampingan hukum. Keduanya akan didampingi pengacara yang disediakan pemerintah Hong Kong. 

Tri juga tak tahu persis berapa lama proses persidangan yang akan dijalani Cak Yudo dan Cak Percil di Hong Kong sampai ada putusan pengadilan. Yang pasti seperti keinginan semua orang agar keduanya bisa lekas bebas, itulah hal yang saat ini sedang diusahakan oleh pihaknya. 

Sumber : Planet Merdeka
thumbnail

Posted by On 5:31 PM with 4 comments

Wow, Menteri Keuangan Sri Mulyani Dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Dunia
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri MulyaniIndrawati meraih penghargaan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister in the World Award) di World Govenment Summit.
Dilansir TribunWow.com dari laman kemenkeu, Sri Mulyani mendapatkan gelar tersebut pada Minggu (11/2/2018) di Dubai, Uni Arab Emirates (UAE).
Sementara penghargaannya diserahkan langsung oleh pemimpin Dubai, Sheikh Mohammad bin Rashid Al Maktoum.
Penghargaan yang mulai diberikan pada 2016 ini didapat melalui prosesk seleksi yang ketat dan penentuannya dilakukan oleh lembaga independen Ernst & Young dan diselenggarakan oleh Wolrd Government Summit.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Nufransa Wira Sakti melalui siaran pers-nya mengungkapkan, jika Sri Mulyani mengatakan penghargaan ini adalah pengakuan atas kerja kolektif pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo, khususnya dalam bidang ekonomi.
Sri Mulyani menyatakan jika penghargaan yang ia dapatkan didedikasikan kepada 257 juta rakyat Indonesia dan 78.164 jajaran Kemenkeu.
Diketahui, Wolrd Govenrnment Summit adalah pertemuan tahunan yang melibatkan segenap pemimpin pemerintahan dari seluruh dunia dan diselenggarakan di Dubai.
Forum tersebut merupakan forum dilaog global yang membahas proses pemerintahan dan kebijakan publik serta kaitannya dengan teknologi, inovasi, dan topik lainnya.
Forum itu juga dijadikan ajang pertukaran pengalaman dan pengetahuan antara pejabat pemerintahan, penentu kebijakan, pakar, dan pimpinan swasta.
Pertukaran tersebut digunakan untuk melihat tren masa depan dan implikasinya bagi kemanusiaan.
Seperti yang diketahui, acara ini dihadiri oleh lebih dari 4000 peserta dan 90 pembicara dari 150 negara dan lembaga internasional.
Wold Government Summit ini dimulai oleh sekelompok ahli dari berbagai bidang sebagai bentuk upaya untuk membawa seluruh pemimpin pemerintahan, dunia usaha, dan masyarakat sipil dalam satu forum bersama.
Acara itu sendiri dibentuk dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan 7 miliar penduduk dunia.
Kabar mengenai penghargaan yang didapatkan oleh Sri Mulyanipun mendapat beragam komentar dari masyarakat, setelah diunggah oleh akun Twitter @setkabgoid dan @KemenkeuRI.
Sebagian mengaku bangga dengan penghargaan yang diraih oleh Sri Mulyani.
@aliensinasi: Ini pujian saya yang ketiga kalinya untuk bu Sri Mulyani.
Menteri ekonominya hebat. Sampai bisa mendapatkan penghargaan dari negara Arab Saudi sebagai ahli ekonom dari Indonesia.
Semoga seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia mengetahuinya.
@Gus_Er: selamat bu SMI, kami bangga dgn pencapaian ibu.
@roosfeary: Selamat. Salut. Membanggakan
RBS_LZ: Selamat untuk bu Sri Mulyani #MenkeuSMI 
Semoga selalu tetap amanah menjaga stabilisas keuangan Negara Republik Indonesia untuk kemajuan Bangsa.

@AdielRiani: Selamat ibu menteri ... bangga sekali.
@nufransa: Selamat ,#MenkeuSMI , turut bangga. (*)
SUMBER : TRIBUN Medan
thumbnail

Posted by On 5:26 PM with No comments

Banyak yang nggak dikarunia anak, tapi cara mendidik ibu ini sudah diluar batas.... Apapun alasannya, apalagi nggak masuk akal seperti alasan ibu ini... Kan bisa ngomong baik-baik...

Kalau menurut Anda apa pantas seperti ini?

Seorang ibu tega menyeret buah hatinya dengan menggunakan motor.

Bagaimanapun peribahasa yang menyebutkan surga ada di telapak kaki ibu itu tetap ada benarnya.



Bahkan seorang anak yang durhaka pada orang tua terutama ibunya pasti akan mendapatkan balasan.

Tapi bagaimana jadinya jika orang tua sendiri malah mencelakakan anaknya?


Misalnya seperti kasus ibu yang menyeret putrinya sendiri di Klaten yang baru-baru ini terjadi.

Kejadian ini terjadi pada 8 Februari 2018 kemarin.

Kasus ibu yang menyeret anaknya ini telah beredar luas di media sosial.

Akun Yuni Rusmini juga ikut menyebarluaskan kasus tersebut.

Dalam unggahannya 9 Februari 2018, Yuni Rusmini menyebutkan bahwa lokasi kejadian kasus tersebut berada di Balong, Paseban , Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Kejadian ini terekam jelas di sebuah kamera CCTV.

Tampak seorang ibu yang naik motor matic hitam sementara anaknya dibiarkan terseret di jalan.


Ibu seret anaknya sendiri (Facebook)

Anak perempuan yang jadi korban ini masih berusia 5 tahun.

Akibat kejadian ini anak perempuan yang berusia 5 tahun ini menderita luka dibagian lututnya.

Kejadian yang terjadi setelahnya bahkan lebih parah.


Berikut ini penjelasan Yuni Rusmini mengenai keterangan kasus ibu menyeret anaknya di Klaten:

"Di duga depresi seorang ibu tega menyeret Anak perempuan nya berumur 5 tahun dengan menggunakan sepeda motor.

Terpantau CCTV .
Kejadian kamis sore 8 February 2018 , Sekitar pukul 05:30 pm ( 17:30 wib).

#lokasi : balong, paseban , bayat, klaten. Jateng.

Setelah menyeret anaknya tsb, sang ibu kabur dan menabrak orang yang sedang karambol di Desa Melikan, wedi , klaten.
(sekitar Ayu Swalayan )

Kasus ini sudah ditangani Polsek Bayat & Polsek Wedi Klaten.

#yunirusmini fb
#cepet sembuh ya nduk.....Amin yarroball alamin.

#mari belajar dari kisah Ini, semarah, se emosi apapun jgn sakiti Anak Kita. Klu sdh begini , APA yg Kita dapat???? Anak Sakit Dan trauma, senangkah Kita?????

Jgn ditiru Ini adlh tdk baik Dan salah.
#maaf video tdk di upload hanya SS dari CCTV"


Anak yang jadi korban (Facebook)

Ibu yang diduga depresi ini tak hanya menyeret anaknya sendiri dengan naik motor.

Dia juga menabrak orang yang sedang main karambol.

Netizen pun lantas marah dan mengecam aksi gila ibu ini.

"Alasan gak masuk akal, kan dpt di ingatkan dgn Kata Kata lembut seorang ibuk, gak malah perlakuan kasar.perlu di didik aklaknya si ibunya itu agar dpt didik anak yg baik Dan beri contoh yg baik pula" tulis Endah Widuri.

"Kasihan , bisa rusak mental anak itu. Kebanyakan kan berimbas pd kepribadian anak nantinya," tulis Putri Rara.


Astagfirullah....... Aduh..... ibu apapun tu alasanya....segitu tega nya......" tulis Curnia Astuti.

"Bukan depresi lg itu sih, tp sdh GILA!" tulis Raff Andri.

thumbnail

Posted by On 5:23 PM with No comments



Awalnya, hidup terlantar di jalanan, seorang wanita hampir melahirkan di pinggir jalan. Selama berhari-hari, ia dan suaminya hidup tanpa memiliki tempat berteduh. Akhirnya dengan terpaksa melahirkan digerobak, tanpa pertolonga siapapun. Hingga ibunya mengalami depresi dan gangguan kejiwaan yang akhirnya berniat menjual anaknya.

Sanudin (36) kebingungan saat istrinya Rosidah (35) tiba waktunya untuk melahirkan.

Lelaki yang berprofesi sebagai pemulung itu akhirnya hanya bisa pasrah. Sang istri terpaksa melahirkan di gerobak rongsokan miliknya.


"Iya, anak saya lahir di gerobak, habis subuh, sekitar jam 05.00. (Saya) Bingung, mau minta tolong sama siapa jam segitu," kata Sanudin dikutip dari tribunnews.com saat ditemui di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, Jumat (9/2/2017).

Bayi berjenis kelamin laki-laki itu lahir ke dunia kurang lebih sebulan lalu dalam kondisi sehat dan normal tanpa bantuan bidan, apalagi dokter.

Bayi itu kemudian diberi nama Taufik Hidayat oleh Eneng (42), anggota PKK Kelurahan Grogol, Jakarta Barat.

"Waktu itu saya dinasihati supaya kasih nama anak dengan nama yang Islami. Akhirnya, Ibu Eneng kasih nama Taufik Hidayat," tutur Sanudin.

Eneng pula yang akhirnya membawa Rosidah dan bayinya ke Rumah Sakit Ibnu Sina di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, untuk mendapat perawatan.

Baik ibu maupun sang bayi saat itu dalam kondisi sehat.

Sementara itu Eneng Aditagore (42) menceritakan kesaksiannya kepada Warta Kota mengenai pertolongan yang diberikannya saat menyelamatkan keluarga pemulung yang melahirkan di gerobak rongsokan.

Eneng merupakan seorang guru PAUD Aisyiah dan anggota PKK Kelurahan Grogol, Jakarta Barat.

Eneng pertama kali melihat Rosidah dan suaminya, Sanudin di Jalan Muwardi Raya, Grogol, Jakarta Barat, 5 Januari 2018.

"Saat itu lagi ada pemberantasan sarang nyamuk bersama Bu Lurah, Satpol PP dan warga lainnya," kata Eneng.


Eneng melihat pasangan suami-istri itu sedang makan di gerobak rongsokan.

"Saya nggak nyangka kalau dia sedang hamil tua, perutnya kelihatan kecil," ujar Eneng.

Pada tanggal 8 Januari, Mukmin, seorang anggota PPSU Kelurahan Grogol, mendengar suara tangisan bayi dari dalam gerobak milik Rosidah dan Sanudin.

"Mukmin ini lagi nyapu, dengar suara tangis bayi, lalu dia laporan sama Bu Lurah," tutur Eneng.

Ketika itu, Sanudin dan gerobaknya ditemukan di Jalan Susilo 1, di depan bengkel AC Mobil.

"Bu Lurah ngasih instruksi supaya kader PKK terdekat, yakni RT 004 RW 04, melihat langsung ke lokasi," jelas Eneng.

Eneng datang bersama seorang bidan puskesmas setempat yang merangkap sebagai Ketua RT 004.

"Bayinya kotor karena pasir dan tanah, ibunya juga pendarahan hebat," ungkap Eneng.

Eneng lantas membawa Rosidah dan bayinya ke Rumah Sakit Ibnu Sina, Grogol, Jakarta Barat, Senin (08/01).

"Saya langsung hubungi ibu-ibu PKK supaya nyumbang bedong, pakaian bayi dan ibunya," terang Eneng.
Selama 5 hari di rumah sakit, biaya pengobatan Rosidah ditanggung oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.

"Surat-surat saya yang urus. Dia nggak punya KTP dan KK," jelas Eneng.

Menurut Eneng, saat Rosidah dan bayinya dirawat di rumah sakit, banyak pihak yang ingin membeli bayi Rosidah.

"Banyak yang mau ngambil, bahkan mau beli, sampai Rosidah depresi," kata Eneng.

Setelah keluar dari rumah sakit, Rosidah, Sanudin dan bayinya tinggal di sebuah kontrakan di Jalan Makaliwe 1, Grogol.

"Ada donatur yang bersedia bantu bayar uang kontrakan, namanya Edi," tutur Eneng.

Kemudian, Sanudin melanjutkan pekerjaannya sebagai pemulung.

"Tanggal 5 Februari dia ke rumah, dia bilang anaknya mau dijual atau saya yang rawat, soalnya Sanudin ini udah nggak sanggup" ujar Eneng.

Eneng terpikir untuk menghubungi Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.


Lalu, ia minta tolong temannya, pegawai Sudinsos untuk meminta bantuan.

"Mak Yoyo ngasih saya nomor Pak Ridwan, lalu saya hubungi beliau," kata Eneng.

Kamis pagi (08/02), Eneng dan beberapa warga setempat bertemu dengan Ridwan, Satuan Pelaksana
Sosial Kecamatan Grogol Petamburan, di Pos RW 07.

"Beliau telpon sana sini, akhirnya orang Sudinsos datang, ada enam orang," ujar Eneng.

Sekitar pukul 10.30 WIB, Kamis (08/02), Rosidah, Sanudin dan bayinya dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat.

Sanudin lahir di Indramayu, Jawa Barat, pada tanggal 7 Januari 1982.

Tahun 1998, ia nekat merantau ke Jakarta dan bekerja sebagai pemulung.

Tahun 2001, ia dinyatakan mengidap penyakit gula, hingga beberapa jari kakinya membusuk.

"Jempol dan telunjuk kaki kiri sama telunjuk kaki kanan. Saya potong sendiri pakai pisau," ujar Sanudin.

Tahun 2013 ia menikahi Rosidah, wanita yang seprofesi dengannya.

"Dia mulung juga. Kami satu bos," jelas Sanudin.

Menurut Sanudin, Rosidah merupakan warga asli Kebon Pisang, Jelambar, Jakarta Barat.

Rosidah memiliki saudara tiri bernama Nining yang merupakan warga Jelambar.

Sedangkan Sanudin memiliki kakak perempuan di Karawang, Jawa Barat, yang bernama Ruwenah.

"Kakak saya ikut suaminya ke Karawang, punya anak tiga," terang Sanudin.

Diberitakan, bayi laki-laki dari Rosida (35), wanita yang hampir melahirkan di pinggir jalan, Grogol, Jakarta Barat, dibawa ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Balita Tunas Bangsa, Cipayung, Jakarta Timur.

Bayi berusia satu bulan tersebut diberi nama Taufik Hidayat.
Sebelumnya, Taufik sempat dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (8/2/2018)

Taufik terpaksa dibawa ke PSAA Balita lantaran ibunya menderita gangguan kejiwaan. Sedangkan ayahnya, Sanudin (35), memiliki penyakit gula.

"itu anak sampai dibekap mulutnya oleh sang ibu," kata Tarmizi, petugas Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, kepada Warta Kota, Jum'at (09/02).

Menurut Tarmizi, Sanudin tidak bersedia memberikan anaknya kepada negara.

"Dia hanya bersedia dititipkan saja. Jadi, sewaktu-waktu bisa jenguk dan ketemu anaknya," ujar Tarmizi.

Semoga bermanfaat....tak perlu izin jika mau dishare...

Sumber : wajib baca
thumbnail

Posted by On 8:15 PM with No comments


,Stres dalam menjalankan banyak rumah tangga, dan 'biaya emosional' poligami dituding dapat menyebabkan penyakit jantung.
Poligami, atau memiliki lebih dari satu suami/istri, merupakan tindakan yang sah-sah saja. Namun belakangan, poligami disebut-sebut dapat menyebabkan penyakit jantung khususnya pada pria. Benarkah ini?
Untuk mengetahui hal itu, penelitian dilakukan terhadap 687 pria di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Dua pertiga pria dalam penelitian ini memiliki satu istri, sedangkan sisanya memiliki antara dua sampai empat istri.
Hasilnya mencengangkan, ternyata pria dengan banyak istri memiliki empat kali risiko penyakit jantung. Kejadian ini diduga akibat stres dalam menjalankan banyak rumah tangga, dan 'biaya emosional' poligami.
“Kami menemukan hubungan antara meningkatnya jumlah istri dan tingkat keparahan jumlah penyumbatan koroner. Ini bisa jadi karena kebutuhan untuk menyediakan dan memelihara rumah tangga yang terpisah turut menambah beban keuangan serta biaya emosional,” kata dr. Amin Daoulah, seperti dikutip dari telegraph.co.uk.
Dia mengatakan, terdapat faktor lain yang diduga turut berperan pada kejadian poligami dan penyakit jantung, yakni tingkat aktivitas fisik dan faktor keintiman. Karena itu, efek poligami terhadap kesehatan jantung masih perlu ditelaah lebih jauh.
"Orang yang sudah menikah memiliki kesehatan dan umur panjang yang lebih baik memang sudah terbukti. Namun efek poligami terhadap kesehatan pembuluh darah masih perlu diteliti lebih lanjut," ungkap dr. Daoulah.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan poligami dan penyakit jantung belum diketahui secara pasti. Karena disebutkan bahwa kejadian penyakit jantung lebih condong pada tingkat stres dan beban emosional.
Poligami atau tidak, semua kembali pada diri Anda. Yang terpenting adalah menerapkan pola hidup sehat, cukup istirahat, dan menghindari stres. Dengan ini, Anda akan terhindar dari penyakit jatung dan kondisi berbahaya lainnya.
[NB/ RVS]