Kaki gadis mungil ini dirantai, alasan orangtuanya bikin haru.
Kebiasaan anaknya yang tidak bisa diatasi lagi, kedua orangtua ini dengan sangat terpaksa akhirnya mengikat kaki anaknya dengan rantai sepanang 2 meter.
Gadis mungil inipun tak bisa beraktivitas di luar, dan hanya berada di dalam rumah.
Sejumlah pihak sudah mengunjungi kediaman sang anak, namun belum ada solusi yang tepat.
Kedua orangtuanya juga hanya pasrah menerima keputusan apa yang akan terjadi dengan anaknya kelak.
Sungguh malang nasib Wulandari (10) warga di RT 2/RW 2 Sukoharjo 1, Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
Pasalnya dia harus mendapat belenggu supaya tidak berpergian keluar rumah.
Kondisi tersebut dialami sejak dua bulan terakhir.
Suparman (63), bapaknya, membelenggu Wulandari dengan rantai karena terpaksa.
Sebab, tidak punya akal lain untuk membatasi ruang gerak Wulandari selain pakai rantai ukuran panjang kurang lebih dua meter.
Menurut Suparman dan istrinya, Bonirah (35), Wulandari sebelumnya suka pergi ke rumah tetangganya.
Di rumah tetangga itu, Wulandari masuk ke dapur kemudian menghidupkan kompor yang terus ditinggal pergi.
Atas seringnya prilaku Wulandari seperti itu, Suparman lantas mencari cara agar tidak membahayakan orang lain dan diri Wulandari sendiri.
Wulandari di seusianya tidak dapat berbicara layaknya bocah umuran 10 tahun umumnya.
Dia hanya dapat lancar menyebut kedua orang tuanya, bapak dan ibu.
Wulandari merupakan anak kandung Suparman dan Bonirah.
Tapi sejak bayi Wulandari diangkat anak oleh salah satu keluarga di Pekon Sukamulya Kecamatan Banyumas.
Tapi, karena ayah asuh Wulandari meninggal, lantas oleh ibu asuhnya diajak ke Pulau Jawa.
Namun, karena Wulandari tidak dapat ditinggal bekerja sehingga diantarkan ke orang tua kandungnya di Pekon Sukoharjo I.
Wulandari tinggal bersama Bonirah dan Suparman baru dua tahun terakhir ini.
Sementara peringai Wulandari yang suka menghidupkan kompor tetangga yang kemudian ditinggal pergi belum lama ini.
Sementara Wulandari suka menyelinap keluar rumah ketika ditinggal pergi bekerja.
Suparman sebagai pekerja serabutan, sedangkan Bonirah hanya sebagai tukang pijit panggilan.
Ketika keduanya pergi kerja, Wulandari dirantai di rumah seorang diri. "Karena takut keluar rumah," ungkapnya.
Pada, Rabu (6/12) ini tim dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA), Puskesmas Sukoharjo, Dinas Sosial Pringsewu, dan Polsek Sukoharjo mengunjungi kediaman Suparman.
Mereka ingin melihat kondisi Wulandiri dan berupaya mencari solusi persoalan tersebut. (*)
Sumber : Tribun Lampung