Kita jarang melihat seorang gadis yang mau menjadi buruh dan bekerja dengan pekerjaan yang dimonopoli oleh laki-laki.
Ini terjadi di China.
Banyak orang yang bekerja keras dan berat dengan upah sangat murah.
Tidak mengherankan, orang-orang di sana bersedia bekerja keras untuk menjadi buruh.
Tapi ketika seorang gadis muda melakukan pekerjaan kasar dan berat.
Itu sesuatu yang langka dan tidak biasa.
Contohnya bisa dilihat saat gadis muda ini bekerja sebagai pengangkat semen.
Dia sangat senang bisa mendapatkan upah rata-rata Rp400.000 per hari selama dua bulan.
Dia sangat senang bisa mendapatkan upah rata-rata Rp400.000 per hari selama dua bulan. ()
Untuk menopang hidupnya yang berasal dari keluarga miskin dan susah.
Gadis muda dari pedalaman China ini memiliki nasib yang lahir dari keluarga petani tua.
Ibunya melahirkan gadis ini usianya usianya di atas 40 tahun.
Setelah gadis ini tumbuh dewasa, orangtuanya tidak bisa bekerja, dan mendukung gadis ini dengan sempurna.
Untuk meringankan beban keluarganya, gadis ini telah memutuskan untuk bekerja sebagai pengangkat semen.
Pekerjaan ini dilakukan setiap libur semester dari studinya di universitas.
Setelah membersihkan wajahnya yang berdebu ia terlihat cantik.
Setelah membersihkan wajahnya yang berdebu ia terlihat cantik. ()
Upah yang diperoleh dari pekerjaan ini tidak hanya bisa membiayai biaya kuliahnya.
Tapi juga bisa diberikan kepada orang tuanya yang sedang sakit dan tua di desa.
Melihat kekuatan dan keteguhan mengangkat sekantong semen yang berat rasanya mengiris hati.
Kerja ekstra sangat sulit dan kotor.
Wajahnya dipenuhi debu semen dan menjadi keropeng.
Bisa dibayangkan betapa kuatnya dia memegang kantong semen yang berat di belakang tubuhnya.
Apalagi dilakukan berulangkali dari truk ke toko yang memesan semen.
Gadis ini melakukan pekerjaan sehari-harinya dengan pada pagi hari mengikuti truk.
Dengan setumpuk karung semen masing-masing 50kg dan mengangkatnya saat mencapai lokasi pemesanan.
Semuanya dilakukan sampai malam dengan senyum dan gairah yang kuat.
Gadis ini sangat bersyukur memiliki kehidupan yang sulit.
Setelah membersihkan wajahnya yang berdebu ia terlihat cantik.
Gadis cantik ini memiliki hati tabah untuk membuatnya terlihat lebih cantik.
Suatu hari gadis cantik ini mendapat telepon dari orang tuanya yang baru mengetahui pekerjaannya.
Ternyata ia menyembunyikannya dari orangtuanya.
Mereka terkejut dan tidak dapat menahan diri serta menangis.
Karena nasib putri tercinta mereka harus mencari nafkah dengan menjadi buruh.
Gadis itu segera menenangkan orangtuanya dengan mengatakan bahwa dia hanya bekerja untuk sementara.
Dan akan mencari pekerjaan lain setelah ini.
Setelah orangtuanya tidak lagi merasa khawatir, dia meletakkan gagang teleponnya.
Dan tidak dapat menahan perasaannya lagi, dia merobek air matanya.
Meski menunjukkan kekuatan ketabahan, hatinya terkadang terasa lemas terutama saat dia memikirkan orang tuanya.
Tidak ada yang bisa membayangkan seorang mahasiswa cantik dan mandiri bisa melakukan pekerjaan berat.
Menurut gadis ini, meski memiliki pekerjaan berat,
Dia sangat senang bisa mendapatkan upah rata-rata Rp400.000 per hari selama dua bulan.
Dengan itu, dia bisa belanja makanan dan minuman dan yang terpenting adalah tetap membayar uang kuliahnya di universitas nanti.
Dan memberikan sejumlah uang kepada orang tuanya.
(Tribun Sumsel/Kharisma Tri Saputra)