Cinta tak memandang usia. Seorang remaja berusia 16 tahun, Selamat Riyadi, menikahi nenek Rohaya binti Kiagus Muhammad Jakfar yang telah menginjak usia 71 tahun. Pernikahan unik itu terjadi di Dusun 1 Desa Karangendah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU, Sumatera Selatan.
Perasaan syukur dan bahagia terpancar di wajah pasangan Rohaya binti Kiagus Muhammad Jakfar (71) dan Selamat Riyadi Bin Husni (16).
“Alhamdulillah, kami sudah resmi menikah,” kata Selamat yang langsung diiyakan oleh Rohaya, saat ditemui Sripoku.com, di rumah berukuran sekitar 4x5 meter, tempat mereka tinggal, usai melangsungkan pernikahan, Senin (3/7).
Meski telah berusia 71 tahun, Rohaya terlihat bahagia. Mukanya tampak berseri-seri. Baik Selamat maupun Rohaya mengaku pernikahan mereka sempat ditentang pihak keluarga.
Kini Selamat mengaku sangat bahagia karena wanita yang dulu dipanggil bibi itu sudah menjadi isteri sahnya. "Saya sangat mencintai Rohaya, begitu juga sebaliknya," ujar Selamat.
Kehidupan pasangan itu betul-betul memprihatinkan. Untuk makan sehari-hari saja didapat dari menjadi buruh membersihkan kebun orang atau kerja serabutan lain asal halal.
Ketua RT setempat, Siswoyo, membenarkan pasangan itu tidak memiliki harta atau kekayaan lain. ”Ibu Rohaya tidak ada harta, kecuali rumah ini,” jelasnya.
Penjelasan perangkat desa itu sekaligus menegaskan pernikahan remaja belasan tahun dengan janda lanjut usia itu murni karena cinta kasih.
Bahkan, untuk biaya ijab kabul saja pasangan itu tidak memiliki dana, sehingga semuanya ditanggung secara bersama-sama oleh aparat desa dan warga setempat yang bersimpati dengan Rohaya dan Selamat.
Proses pernikahan dilakukan di rumah Ketua RT 01, Desa Karangendah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu. Meski dalam keadaan memprihatinkan, pernikahan pasangan kontroversial dengan mas kawin Rp 200 ribu itu mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.
“Ratusan warga hadir, termasuk dari desa tetangga. Padahal dilaksanakan malam hari, kalau siang hari warga yang datang pasti akan lebih ramai," terang Amzal, kepala dusun setempat.
Saat Sripoku.com berkunjung ke kediaman pasangan yang baru menikah itu, puluhan warga sekitar ikut datang menemani Rohaya dan Selamat. Para tetangga terlihat berempati kepada Rohaya dan Selamat.
Bahkan, aparat desa mengajak semua warga agar memberi semangat, khususnya kepada Selamat yang tampak selalu mesra kepada isterinya..
Adapun, akad nikah kedua mempelai yang terpaut usia cukup jauh itu dipandu Petugas Pembantu Pencatat Nikah (P3N) desa setempat atas nama Ibnu Hajar pada Senin (3/7).
Wali dari mempelai perempuan atas nama Raup (75) memberi wali berwakil kepada P3N Ibnu Hajar dengan saksi pernikahan masing-masing atas nama Komaruddin dan Charles.
Prosesi pernikahan berlangsung khusuk dan sederhana, dihadiri Kepala Desa Karangendah Cikani dan masyarakat, serta perwakilan dari Polsek Lengkiti.
Meski dilaksanakan pada malam hari dan prosesi sangat sederhana, pernikahan itu berjalan dengan nuansa kebahagiaan. Mempelai wanita yang sudah berusia lanjut dan memiliki beberapa cucu ini tampak malu-malu.
Setelah prosesi ijab kabul, mempelai wanita terlihat malu duduk merapat dengan pengantin pria. “Ndekat lagi mak, senyum, jangan tutup mulutnya,” kata sanak famili yang akan mengabadikan momen bahagia pernikahan beda usia itu, seperti dikutip Sripoku.com.
Kapolsek Lengkiti, Ipda Ahsum saat dikonfirmasi membenarkan di wilayah hukumnya telah terjadi pernikahan beda usia.
"Pernikahan ini terjadi atas dukungan semua masyarakat setempat, sebab pasangan ini mengancam akan bunuh diri bersama-sama apabila pernikahan mereka dilarang,” terangnya.
Ahsum menuturkan, sebenarnya pasangan Rohaya dan Selamat Riyadi sudah lama ingin melangsungkan pernikahan. Tetapi karena masyarakat masih belum berkenan lantaran perbedaan usia kedua mempelai yang terpaut sangat jauh, keinginan itu baru terpenuhi.
"Bahkan, pada Ramadan lalu, pasangan Rohaya dan Selamat juga sudah berencana menikah, tetapi baru teralisasi sekarang," jelasnya. (Sriwijaya Post/Leni Juwita)