Dewi Mulyani dibonceng ayahnya Mardani dengan sepeda angin sambil membaca buku saat melintas di Jalan P Diponegoro, Palangka Raya, Kalteng, Rabu (1/3). Foto tersebut menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos). (Agus Pramono/Kalteng Pos) |
JawaPos.com - Media sosial (medsos) Facebook dan Instagram tengah ramai membicarakan sosok siswi yang dibonceng orang tuanya dengan sepeda angin sambil membaca buku. Empat hari terakhir ini, sedikitnya 5900 pengguna instagram menyukai dan 100 lebih komentar positif menghiasi salah satu akun informatif di media sosial tersebut.
Kemunculannya membuat hati terenyuh. Bagaimana tidak, kebanyakan anak didik sudah mulai meninggalkan buku dan lebih memilih menggunakan smartphone untuk mencari informasi maupun menambah ilmu pengetahuan. Atau hanya untuk sekedar asyik bermedsos.
Hal itu juga mengobati mata luka dunia pendidikan di Palangka Raya yang tercoreng oleh beberapa pelajar yang terjerumus penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Setelah ditelusuri Kalteng Pos (Jawa Pos Group), sosok tersebut adalah Dewi Mulyani, siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Palangka Raya. Saat ditemui di perpustakaan milik Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kalteng dan ditunjukkan foto yang beredar di medsos, siswi yang memakai hijab itu terkejut. Bertanya-tanya ada apa dan siapa yang motret. Sebelum akhirnya dijelaskan. “Iya. Itu foto saya dengan bapak,” ucapnya.
Saban hari, dia dijemput oleh orang tuanya yang hanya seorang pemulung. Remaja 15 tahun yang tinggal di Jalan Kecipir itu memang gemar membaca buku. Pulang sekolah, sambil menunggu jemputan, waktunya dihabiskan untuk membaca buku di perpustakaan yang jaraknya sekitar 400 meter dari sekolahnya itu. “Sepulang sekolah saya ke sini. Nanti bapak jemput,” katanya.
Hal itu dibenarkan oleh petugas sirkulasi peminjaman dan pengembalian buku, Elisabeth di perpustakaan tesebut. Memang hampir tiap hari dia di sini. Tapi tidak mengetahui jika dia dijemput menggunakan sepeda angin.
“Dia sudah menjadi member di sini. Hampir tiap pulang sekolah membaca dan meminjam buku. Terkadang pukul 16.00 WIB paling lama, dijemput orang tuanya,” ujarnya. (ram/fab/JPG)