Sebiji Cabai Rp 400 Ribu, Bagaimana Mau Nyambal

Posted by On 7:57 PM with No comments

Sebiji Cabai Rp 400 Ribu, Bagaimana Mau Nyambal
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK- Harga cabai rawit setan yang tidak kunjung turun, dikeluhkan pengecer cabai di Pasar Sayung, Demak. Mereka mengaku merugi ketika harga naik.
Ngatminah pedagang cabai di Pasar Sayung, Demak mengaku tak punya banyak stok cabai di lapaknya. Hanya sekitar satu kilo tiap satu jenis cabai. Jumlah itupun tidak kunjung habis meski waktu telah menunjukkan pukul 12.00.
"Sekarang nggak berani ambil banyak-banyak untuk dijual lagi, cabai susah lakunya," terang wanita yang akrab disapa Bu Kaji itu, di Pasar Sayung, Demak Selasa (10/1).
Ngatminah yang setiap hari membeli cabai di relokasi Pasar Johar menjelaskan harga naik sudah dia rasakan dalam satu minggu terakhir.
"Sebelum harga naik saya sering ambil empat kilo dalam sehari, sekarang dua kilo saja jarang habis. Selain itu modalnya juga banyak karena sekilonya sudah seratus ribu," jelasnya.
Ia memaparkan harga satu kilo cabai keriting hijau Rp 25 ribu, keriting merah Rp 50 ribu, rawit Rp 50 ribu dan rawit setan Rp 100 ribu.
Mahalnya harga membuat konsumen lebih senang membeli eceran. Bagi konsumsi rumah tangga, mengecer menjadi solusi untuk menghemat disaat harga melambung tinggi.
Hal itu dilakukan oleh Safia Hapsari, pembeli cabai di Pasar Sayung, Demak. Ibu rumah tangga itu terpaksa membeli cabai rawit keriting secara eceran seharga Rp 5 ribu.
"Lima ribu dapat 19 biji cabai rawit setan, tapi ini lebih murah kalau beli di tukang sayur yang pakai motor ke rumah-rumah, seribu dapat tiga biji saja," terangnya, kemarin.
Sejauh ini dia belum mendengar adanya operasi pasar yang menjual cabai murah. Jika pun ada ia tidak berniat untuk datang dan memborong cabai.
Pedagang Cabai di SoloBerbeda dengan Safia, konsumen cabai dari golongan pengusaha memiliki trik lain untuk menghemat. Salah satunya adalah, Komsiyatun.
Pemilik warung makan di tepi jalan Semarang-Demak itu mengungkap triknya berhemat yakni dengan mengurangi jumlah bumbu cabai di masakannya.
"Biasanya untuk sehari cabai butuh satu kilogram, namun karena sekarang naik dua kali lipat kita gunakan setengah kilo saja," terang Komsiyatun.
Ia tidak berani menaikkan harga satu porsi nasi rames di warungnya karena itu akan langsung menurunkan jumlah pembeli.
Kulakan sampai Makassar
Sejumlah warga mengeluhkan tingginya harga cabai di pasaran, termasuk Ana (26) warga Gajahmungkur, Semarang.
Saat sedang membeli kebutuhan pokok di pasar swalayan, Jalan S Parman, Semarang, Selasa (10/1), harga cabai rawit merah (cabai setan) per kilogramnya dibanderol Rp 125 ribu.
Meski mahal, dia tetap membeli cabai untuk memasak di rumah karena kurang lengkap jika masakannya tanpa rasa pedas.
"Cabainya mahal banget, tadi saya beli di supermarket Rp 125 ribu per kilogram. Tapi ya tetap beli," kata dia.
VIDEO Pantauan Harga di Kota Tegal, Lombok Ijo Naik, Cabai Keriting Turun
Pedagang cabai
Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jawa Tengah, Surahman mengakui tingginya harga cabai yang tembus lebih dari Rp 100 ribu per kilogram. Kenaikan harga cabai terbesar di wilayah Kota Semarang dan sekitarnya.
Paling tinggi di Kota Semarang dan sekitarnya lebih dari Rp 100 ribu. Tapi daerah seperti Temanggung, Magelang, harganya masih di bawah Rp 100 ribu, sekitar Rp 80 ribu per kilogram," jelas dia.
Mahalnya harga cabai di Jawa Tengah, menurutnya dipicu faktor cuaca. Hasil panen cabai untuk wilayah sentra di Jateng kurang baik. Akibatnya banyak pedagang pasar yang mengambil dari luar pulau Jawa.
"Banyak hujan, sehingga ada beberapa yang gagal panen. Makanya beberapa pedagang ada yang mengambil dari luar Jawa, misalnya dari Sulawesi," jelas dia.
Parmi (65), pegadang cabai di Pasar Bulu Semarang juga ikut mengeluh.
"Harga cabai merah Rp 55 ribu, kemaren Rp 50 ribu, cabai rawit ukuran kecil Rp 80 ribu, dan cabai rawit merah (cabai setan) Rp 85 ribu, kenaikan tidak tentu, kadang 5 ribu per kilo, kadang bisa Rp 50 ribu per kilo, seperti kemarin harga cabai rawit merah mencapai Rp 120 ribu," ujarnya.
Wanita 60 tahun, yang sudah berdagang puluhan tahun di Pasar Buuu itu, mengaku sudah bosan dengan naik turunnya harga cabai.
Kejadian langka
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah, mengakui tingginya harga cabai di sejumlah daerah merupakan kejadian langka.
Anggota TPID Jateng, A Reina Sari mengatakan, biasanya kenaikan harga cabai tidak sampai lebih dari dua minggu.
"Harga cabai ini biasanya 10 hari sudah turun, tapi ini tumben sekali memang bertahan sampai dua bulan," jelas dia. Reina memprediksikan, kondisi tersebut bertahan hingga akhir Januari 2017, karena petani akan melakukan panen pada Februari 2017. (tribunjateng/cetak/Raf/bud/val)
sumber : tribun jateng

Silahkan Like Halaman Fanspage Kami :

loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p