Nenek Juliah Ini Tinggal di Kotak Ukuran 2x1 di Bantaran Kali Selama 20 Tahun

Posted by On 7:06 PM with No comments

Nenek Juliah Ini Tinggal di Kotak Ukuran 2x1 di Bantaran Kali Selama 20 Tahun
Juliah tinggal di Sebuah kotak berukuran 2x1 di jalan Inspeksi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Juliah (90) terlihat duduk memandang kendaraan yang melintas tepat berada di depan kediamannya, Jumat (27/1/2017). Aktivitas inilah yang dilakukan untuk menghabiskan waktu masa tuanya sepanjang hari.
Wanita renta ini hidup sebatang kara di bantaran Kali Kuping Jalan Inspeksi Kelurahan Kranggan Kecamatan Semarang Tengah Kota Semarang.
Juliah tinggal di belakang tembok besar dan seberangnya adalah bantaran sungai.
Namun tak disangka tempat tinggal wanita tua ini tidak seperti rumah pada umumnya.
Juliah tinggal di Sebuah kotak berukuran 2x1 di jalan Inspeksi
Juliah tinggal di Sebuah kotak berukuran 2x1 di jalan Inspeksi
Pantauan Tribun Jateng Juliah tinggal berada di sebuah kotak berukuran 2x1 inilah Juliah tinggal sebatang kara.
Sekilas kotak tersebut mirip dengan kandang kambing bahkan lebih besar dari kandang kambing.
Kotak yang dijadikan tempat tinggalnya hanya terbuat dari kayu. Didalamnya hanya terdapat kasur beserta terdapat tumpukan pakaian miliknya. Kotak yang ditinggalinya itu hanya cukup dihuni satu orang dewasa.
Kondisi Juliah saat ini terlihat sehat. Namun ada beberapa bagian tubunya yang berkurang yaitu pendengarannya hanya berfungsi satu telinga sebelah kanan itupun harus berteriak agar terdengar olehnya.
Kondisi jarinya pun tak lagi utuh. Hanya ada plester sederhana yang menutupi lukanya.
Juliah tinggal di Sebuah kotak berukuran 2x1 di jalan Inspeksi
Juliah tinggal di Sebuah kotak berukuran 2x1 di jalan Inspeksi

Kondisi jari kaki sebelah kirinya tidak ada yang tersisa dan kaki kaki kanannya sisa satu yaitu jempol.
Tangan kanannya hanya menyisakan telunjuk dan ibu jari. Sedangkan tangan kirinya hanya tersisa jempol.
Anak Juliah, Turdoniah (70) mengatakan ibunya tersebut berasal dari Grabag, Magelang dan tinggal sendiri di sebuah kotak sejak 20 tahun yang lalu bersama dirinya. Mata pencahariannya selama ini adalah sebagai pemulung.
"Sak niki kulo teng Barutikung. Namun Mbahe mboten purun nderek teng Barutikung. Saben dinten kulo selalu nengok dan nimba air kangge siram ibue. Nek maem tumbas teng seberang,"tuturnya.
(Sekarang saya tinggal di Kampung Barutikung, namun nenek tidak mau ikut ke Barutikung dan tinggal sendiria, setiap hari saya selalu menengok dan menimba air untuk mandi nenek, kalau makannya beli di seberang)
Menurutnya ibunya masih dapat berjalan dan mendengar. Namun kondisi jari ibunya yang tidak lengkap dikarenakan penyakit gula dan akan diperiksakan ke dokter. Niatnya tersebut ditolak oleh ibunya.
"Ibu kulo mboten purun ngrepoti,"tuturnya.
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Semarang Tengah, Solikin mengatakan akan memindahkan Juliah ke panti Sosial. Rencanannya tersebut masih dipikirkan oleh keluarga Juliah.
" Kalau ada keluarganya yang mau menerima kami antar. Kalau tidak ada kami bawa,"ujarnya.
Menurutnya, terdapat dua tuna wisma yang bertempat tinggal sama dengan Juliah.
"Mereka rata-rata bermata pencaharian sebagai pemulungsampah dari luar daerah. " Kalau ada keluarganya saya antar. Tapi ini ada keluarganya saya antar juga ketempatnya. Tapi mentok ke panti sosial," tuturnya. (*)
sumber : tribun jateng

Silahkan Like Halaman Fanspage Kami :

loading...
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »