Moslemtoday.com : Basuki Hariman (BHR), tersangka diduga penyuap Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Patrialis Akbar akhirnya buka suara usai diperiksa selama lebih dari 12 jam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menyatakan, Patrialis Akbar tidak pernah menerima suap dari dirinya.
Dia menyebut Kamaludin yang meminta uang untuk pergi umrah. “Itu namanya Kamal. Dia teman saya yang dekat sama Pak Patrialis. Saya memberi uang kepada dia karena dia dekat dengan Pak Patrialis. Dia minta sama saya kalau buat dia umrah. Dia bilang buat umrah, tapi saya percaya itu buat dia pribadi,” kata Basuki di Kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).
Basuki juga menyebut dirinya tidak pernah memerintahkan Kamaludin memberi uang kepada Hakim Konstitusi, Patrialis Akbar. Dia mengklaim Patrialis tidak pernah membicarakan uang saat bersama dirinya.
“Tidak ada. Selama saya bicara sama Pak Patrialis tidak pernah dia bicara tentang uang, nggak pernah,” jelasnya. Saya tahu Pak Patrialis berjuang apa adanya. Saya percaya Pak Patrialis tidak seperti yang kita duga hari ini,” ucapnya.
Basuki menyebut dirinya bukanlah pihak yang bersengketa di Mahkamah Konstitusi (MK). Menurutnya ia hanya membantu untuk pihak yang berperkara agar gugatannya dikabulkan.
“Yang perkara orang lain saya hanya kepingin supaya perkara itu bisa menang. Mengenai daging sapi, (penggugatnya) dari PPS, persatuan (pedagang) sapi gitu saya lupa,” jelasnya.
Menurutnya banyaknya daging dari India yang masuk mempersulit pedagang lokal. Oleh
sebab itu dia mendukung perkara yang sedang ditangani MK dengan memberi penjelasan dan masukan kepada Patrialis Akbar sebagai salah satu hakim di MK.
“Masuknya daging India terlalu banyak. Jadi kalau saya kan liat ini ada gugatan seperti itu, saya mau bantu saja memberikan penjelasan-penjelasan kepada hakim. Dalam hal ini Pak Patrialis, bahwa masuknya daging India ini merusak peternak lokal. Dan kami tidak juga menurunkan harga sampai sekarang. Dan kedua di sana masih terjangkit penyakit PMK, dan jelas disertifikatnya tertulis dari negara infected, kenapa masih diimpor,” ujarnya.
“Saya jelaskan kepada Pak Patrialis ke dia nggak begitu mengerti. Setelah dia mengerti dia coba pelajari tapi saya tidak pernah memberikan uang apa-apa,” imbuhnya. (Red)
sumber : Moslemtoday.com