R (kiri) dan SS (kanan), korban penyiksaan oleh majikannya di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara. |
Kekerasan terhadap pembantu rumah tangga tak hanya terjadi di kota besar. Hal serupa juga terjadi terhadap dua pembantu di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara.
Mereka adalah SS (13), dan R (23). Saat
ditemukan, kondisi kedua pembantu malang asal Medan, Sumatera Utara itu
sangat memprihatinkan. Keduanya nekat kabur dari tempat sang majikan di
sebuah klinik bersalin di Jalan Pandreh, Muara Teweh pada Sabtu (30/7)
dini hari lalu.
SS dan R ditemukan dengan kondisi babak
belur. Bekas pukulan tampak menghiasi hampir sekujur tubuh mereka. Area
sekitar mata juga bengkak dengan lebam yang membiru.
"Anak itu, bilang jangan dibawa ke rumah
itu (rumah majikannya) dan minta tidak melaporkan ke polisi. Dia
mengaku takut dan setiap hari selalu mendapat perlakuan kekerasan dari
majikannya," kata Supriyadi, Ketua RT 29 Kelurahan Lanjas, Muara Teweh.
Kejadian itu kemudian dilaporkan ke
Polsek Teweh Tengah. Petugas kemudian datang ke lokasi, Sabtu pagi.
Namun entah bagaimana, tenyata kedua korban justru dikembalikan ke rumah
sang majikan.
Puncaknya, pada Senin malam (1/8)
kekerasan kembali terjadi hingga kedua pembantu tersebut anak melarikan
diri. Keduanya kembali bersembunyi masuk alang-alang ujung bandara
hingga menghebohkan warga sekitar.
Rabu (3/8), keduanya sempat diantar ke
rumah Kasat Intelkam Polres Batara. Namun, menurut informasi anak
tersebut kembali dijemput majikan laki-laki yang baru datang dari
Palangka Raya.
Sumber : JPNN